Sabtu, 07 Juli 2007

Kekuatan Sebuah Sperma

Kekuatan Sebuah Sperma




Sperma bersifat hiperaktif ketika menemukan sasaran sel telur yang akan dibuahinya. Sel-sel tersebut berenang lebih cepat dan ekornya bergerak lebih kuat. Perilaku sperma yang hiperaktif itu berhubungan dengan adanya protein pada ekornya.

Sebuah penelitian?menujukkan bahwa ekor sperma yang bentuknya mirip seperti cambuk dipenuhi dengan protein CatSper1. Protein tersebut hanya dapat ditembus oleh ion kalsium. Pada penelitian lain, diketahui juga bahwa sifat hiperaktif sperma berhubungan dengan aliran kalsium yang sangat besar di bagian ekornya.

Ekor sperma atau flagellum berputar seperti baling-baling yang akan mendorong gerakan sperma ke depan. Dengan menggunakan teknik rekaman sel, para peneliti memastikan bahwa CatSper1 berperan untuk mengatur aliran kalsium ke ekor sperma. Pasokan kalsium tersebut menyebabkan ekor sperma berputar semakin cepat dan ke segala arah sehingga sperma dapat bergerak lebih kuat di lingkungan yang berair.

Percobaan pada tikus menunjukkan bahwa kekurangan CatSper1 menyebabkan sperma tidak mampu mencapai kondisi hiperaktif yang diperlukan untuk menembus dinding sel telur. Padahal untuk membuahi inti sel, sperma harus menembus penghalang pertama (sel cumulus) yang membungkus bagian terluar dari sel telur. Penghalang berikutnya yaitu suatu membran yang disebut zona pellucida.?

Jika satu sperma berhasil mencapai zona pellucida, sperma itu akan mengeluarkan enzim untuk membuka membran. Meskipun demikian, sperma masih belum mampu menembus dinding sel telur untuk mencapai intinya. Jika sperma tidak hiperaktif saat mencapai zona pellucida, sperma tetap tidak bisa menembus dinding sel telur.

Adanya kerusakan CatSpert1 menghentikan pembuahan di dalam tubuh tikus. Karena sperma manusia memiliki sifat yang mirip dengan sperma tikus, hal tersebut kemungkinan besar juga berlaku pada manusia. Dengan mengetahui sifat-sifat itu, protein yang bertanggung jawab dalam proses pembuahan mungkin dapat dijadikan target kontrasepsi. Suatu saat, mungkin dapat diproduksi pil KB yang menghambat kerja protein tersebut untuk mencegah terjadinya pembuahan.

Sumber: Jurnal Nature

Tidak ada komentar: