Kamis, 05 Juli 2007

Ada Apa Dengan Teh Hijau?

Ada Apa Dengan Teh Hijau?

Kita tidak pernah berpikir kenapa setelah makan? biasanya kita selalu disuguhi minuman teh hangat. Mungkin karena memang rasanya klop, atau mungkin juga sudah membudaya. Yang jelas, secara ilmiah teh terbukti dapat membantu mencegah berbagai macam serangan penyakit.

Daun teh (Camellia sinensis) banyak tumbuh di daerah pegunungan yang beriklim sejuk, pada ketinggian lebih dari 1.800 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini berakar tunggang dengan banyak cabang, setinggi 4-8 meter. Daun teh berbentuk mangkuk panjang dengan gerigi halus pada pinggirannya. Daun teh yang berwarna hijau terlihat mendominasi perkebunannya yang identik dengan hamparan warna hijau di kaki pegunungan. Bunga teh berwarna putih dengan serbuk sari berwarna kuning.

Tanaman teh ini akan diambil daunnya untuk diproses lebih lanjut baik untuk skala industri rumah tangga (home industry) atau juga skala industri besar menjadi bermacam minuman teh di pasaran. Konsumsi teh dimulai sejak 4.000 tahun yang lalu, dan diperkirakan lebih dari 2,5 juta ton berat kering teh diproduksi tiap tahunnya di seluruh dunia.

Berdasarkan proses fermentasinya, teh dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu teh hitam, teh oolong atau teh merah, teh hijau, dan teh putih. Teh hitam dihasilkan melalui proses fermentasi sempurna, teh merah melalui proses semi fermentasi, sedangkan teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi, demikian juga dengan teh putih.

Teh hijau, yang diproduksi dari daun teh yang diuapkan dan dikeringkan tanpa proses fermentasi, memiliki kandungan antioksidan lebih besar dibandingkan teh hitam maupun teh merah. Sedangkan teh putih diperoleh dengan proses yang sama seperti teh hijau, namun bagian daun teh yang diambil adalah tunas atau pucuk yang masih berbulu putih. Meskipun kandungan antioksidan dalam teh putih lebih banyak dibandingkan dengan teh hijau, tetapi teh hijau diketahui memiliki antioksidan alami, yaitu polifenol, yang dapat membantu menghalangi pertumbuhan sel kanker kulit.

Semua jenis teh, khususnya teh hijau, mengandung fluoride, yaitu suatu mineral yang dapat mencegah pertumbuhan karies pada gigi, mencegah radang gusi dan gigi berlubang. Berdasarkan hal itu, sering disarankan untuk selalu minum teh sehabis makan. Teh hijau juga mengandung vitamin C dosis tinggi dan vitamin lainnya dalam jumlah sedikit. Kandungan Mangan (Mn) yang terdapat pada teh hijau dapat membantu penguraian gula menjadi energi, sehingga dapat? membantu menjaga kadar gula dalam darah. Selain itu, teh hijau memiliki sejumlah senyawa kimia yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Perlu diketahui, teh hijau mengandung zat aktif berupa antioksidan alami. Hal ini membuat teh hijau yang dikonsumsi mampu melindungi sel-sel tubuh dari berbagai radikal bebas yang dapat menimbulkan kanker, penyumbatan pembuluh darah, dan gangguan jantung. Berdasarkan hasil riset di Erasmus University Medical School, Rotterdam , pembuluh darah aorta para panelist yang gemar meminum teh hijau ternyata memiliki lapisan yang melindungi terjadinya penggumpalan darah. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya kemungkinan terjadi serangan jantung koroner pada mereka yang gemar minum teh hijau.

Para ilmuwan di Jepang percaya bahwa antioksidan polifenol yang terdapat dalam teh hijau merupakan bahan yang sangat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan manusia, yaitu mampu mengurangi risiko penyakit jantung, mematikan sel tumor, dan menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru, kanker usus, kanker prostat dan kanker kulit.

Beberapa hasil riset menyebutkan bahwa teh hijau sudah banyak dikenal sebagai obat bagi berbagai penyakit seperti kanker, stroke, penyakit kardiovaskular, keluhan gastrointestinal, perawatan gigi, perawatan kulit, mengurangi gula darah, mencegah arthritis, mencegah kerusakan hati, serta sebagai penurun berat badan. Selain itu, tingkat konsumsi teh hijau yang tinggi berimplikasi terhadap usia penduduk yang menjadi lebih panjang dan kondisi kesehatan yang lebih sehat.

Selain alkaloid dan kafein, teh hijau mengandung polifenol utama dalam daun teh, yaitu epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), epigalokatekin (EGC), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu terdapat juga asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG), katekfn (C), asam amino, vitamin B, dan vitamin C.

EGCG merupakan katekin yang terdapat sekitar 10%-50% pada daun teh, dan merupakan katekin dengan aktivitas antioksidan paling kuat. Kebanyakan manfaat positif dari daun teh umumnya berasal dari EGCG yang terkandung di dalamnya.

Yang perlu diperhatikan adalah adanya kemungkinan kandungan tanin dalam teh mengikat zat besi yang kita makan. Akibatnya, dapat terjadi anemia defisiensi besi. Karenanya, bagi Anda yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi, hendaknya berhati-hati untuk mengkonsumsi teh khususnya setelah makan.

Di luar masalah anemia, mungkin ada baiknya bila kita membiasakan diri untuk minum teh dimanapun kita berada, karena begitu banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan minum teh. Silahkan mencoba dan dapatkan hasilnya.

Tidak ada komentar: