Kamis, 05 Juli 2007

Boroko (Celosia argentea L.)

Boroko (Celosia argentea L.)
Boroco bisa ditemukan tumbuh liar di daerah berpasir yang basah, seperti di tepi selokan atau ditepi sungai, tegalan, kebun dan semak. Kadang juga dibudidayakan sebagai tanaman hias atau sayuran. Asalnya mungkin dari Amerika, tersebar ke Cina Selatan, Sri Lanka, India, Afrika. Di Indonesia dapat ditemukan pada ketinggian 1-1700 mdpl.

Terna setahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 0,4-1,5 m, batang bulat, gundul, dengan alur kasar memanjang, percabangan banyak, warnanya hijau atau merah. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, warnanya ada yang hijau dan ada yang merah. Helaian daun lanset, memanjang, ujung dan pangkal runcing.

Bunga majemuk keluar dari ujung batang atau percabangan, bentuk bulir panjangnya 5-10 cm, berdiri sendiri, tegak, tumbuh memanjang, bulat silindris, rapat, ke arah ujung jarang, warnya putih keunguan. Buah lebar, bulat telur terbalik, dengan tutup yang mudah rontok. Biji berjumlah 3-9, kecil, berbentuk ginjal, warnanya hitam mengilap. Biji bisa digunakan sebagai penghias kue. Perbanyakan dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Biji boroco terasa pahit, sifatnya sejuk. Afinitas ke meridian hati, berkhasiat pereda demam (antipiretik), antiradang pada organ hati, antiradang pada mata, astrigen pada radang konjungtiva mata dan menurunkan tekanan darah (hipotensif)..

Kandungan Kimia
Daun mengandung flavonoid dan polifenol.

Bagian yang digunakan
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah biji, bunga dan herbanya. Untuk penyimpanan keringkan dengan menjemurnya di panas matahari.

Indikasi
Biji digunakan untuk pengobatan :

  • Perdarahan retina mata,
  • Radang mata merah (konjungtivitis akut),
  • Radang kornea mata (keratitis),
  • Radang kronis uvea (uveitis kronis),
  • Radang hati (hepatitis),
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi),

Bunga digunakan untuk pengobatan :

  • Muntah darah (hematemesis),
  • Keputihan (lekore),

Herba digunakan untuk pengobatan :

  • Buang air besar lendir dan darah (disentri),
  • Darah haid terlalu banyak, batuk dan muntah darah,
  • Infeksi saluran kencing,

Cara pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus biji (9-15 gr) dan bunga atau herbanya (30-60 gr). Untuk pemakaian luar, rebus bunga boroco yang telah dicuci bersih. Setelah dingin, gunakan air rebusannya untuk obat cuci mata.

Efek Farmakologis dan hasil penelitian
-

Contoh pemakaian

  • Radang kornea (keratis)
    Rebus biji boroco 15 gr dan hati ayam dua pasang dengan tiga gelas air sampai tersisa satu setengah gelas. Setelah dingin, bagi air saringannya menjadi tiga bagian. Minum pada pagi, siang dan sore hari, masing-masing setengah gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
  • Tekanan darah tinggi
    Rebus biji boroco 15-30 gr dengan satu gelas air sampai tersisa setengah gelas. Setelah dingin, saring dan bagi dua airnya sama banyak. Minum pada pagi dan sore hari sebelum makan.
  • Muntah darah
    Rebus bunga boroco segar 30-60 gr dan daging secukupnya dengan tiga gelas air sampai dagingnya matang seperti sup. Setelah dingin, minum airnya.
  • Keputihan
    Cuci bersih bunga boroco dan daging masing-masing 6- gr sampai bersih. Tambahkan tiga gelas air, lalu rebus sampai dagingnya matang. Setelah dingin, minum air rebusannya dan dagingnya bisa dimakan.

Catatan

  • Jika tekanan bola mata tinggi (glaucoma), jangan minum rebusan air boroco.
  • Biji boroco bekerja pada penyakit mata karena berkhasiat antiradang pada mata (ophthalmic antiphlogistic) dan astrigen pada radang konjungtiva mata (astrigent in conjungtivitis).

Tidak ada komentar: