Sabtu, 07 Juli 2007

Kecubung Gunung (Brugmansia sueveolens [H. et B.] B. et P. )

Kecubung Gunung (Brugmansia sueveolens [H. et B.] B. et P. )
Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl.

Perdu kuat atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang-cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur atau bulat telur memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi berlekuk, pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut halus, panjang 9-35 cm, lebar 4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai. Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak pada malam hari. Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu.

Kecubung gunung dapat dierbanyak dengan cara setek dan biji.

Sifat & Khasiat
Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik dan penghilang nyeri (analgesik).

Kandungan Kimia
Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoida dan polifenol. Zat aktif ini bisa menimbulkan halusinasi.

Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan adalah bunga.

Indikasi
Bunga digunakan untuk mengatasi:

  • Sesak napas
  • Nyeri haid dan
  • Sakit perut



Cara pemakaian
Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisapatau direbus untuk diminum.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Ternyata, pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan dapat menyebabkan perilaku abnormal berupa hiperaktivitas (Nurhayati Harun, Jurusan Farmasi FMIPA, Unair 1990)

Contoh Pemakaian
Sesak Napas
Gulung bunga kering, lalu bakar bagian ujung. Selanjutnya isap dalam-dalam seperti mengisap rokok.

Catatan
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Tidak ada komentar: